Monday, August 31, 2009

Teksi Malaysia: Harga Premium, Servis Minimum

Satu hal lagi yang bikin gw gak kerasan (maksudnya betah, bukan lawan kata dari lembekan) tinggal di malay adalah kendaraan umum yang harganya selangit, tak lain dan tak bukan, adalah teksi (emang begini ejaannya di malay) Ya, sebagai pelajar yang lagi numpang di negara orang dan gak punya kendaraan pribadi, teksi bagaikan kendaraan penyelamat para pelajar. Tapi yang bener-bener gw benci adalah harga teksi yang gak pake otak. Bayangkan (berhubung pembaca gw dari tanah air tercinta, jadi daerahnya di-indonesia-in deh), dari mall taman anggrek sampe citraland dicharge cepeceng! (gak gak, becanda doank) Tapi kenyataannya emang harganya selangit (kalo diukur keatas dan sedasar laut kalo diukur kebawah) Dari semua teksi yang ada, gw paling benci teksi-teksi india yang kebanyakan panas, bau menyan (mirip di kuburan), dan radio berbahasa india yang disetel kenceng-kenceng sama sopirnya! Jangan harap ada kata-kata "siang pak, tujuannya mau kemana ya?" (sekalian promosi taksi blue bird) Yang ada juga kata-kata menjijikan "jam lah bos!" yang artinya minta harga mahal gara-gara macet. Padahal yah uda resiko sopir taksi lah kalo kena macet. Lewat post ini gw mau ngucapin "congratulations" buat 'tekshit' malaysia yang baru saja merebut penghargaan "worst taxi on earth!" dari OrangGoblogAwards2009! (emang ada gitu?)

2 comments:

LaLa said...

G suka judul lo! Hahaha...


LaLa.

Alvin Harnadi said...

Gw juga suka komen lo!hahaha